Cinta yang Menemukan Arah
Pagi itu, Pak Arif menggenggam tangan Bu Laila dengan senyum haru. “Akhirnya, mimpi kita jadi nyata,” katanya lirih saat pesawat menuju Dubai mulai bergerak di landasan. Setelah 30 tahun menikah, pasangan ini akhirnya bisa berangkat menunaikan ibadah Umroh — namun bukan sekadar Umroh biasa, melainkan umroh plus dubai yang mereka impikan sejak lama.
Bu Laila tersenyum. Ia masih tak percaya bisa menginjakkan kaki di negeri yang dulu hanya dilihat lewat layar televisi. “Siapa sangka ya, dari menabung sedikit-sedikit, akhirnya kita sampai juga,” bisiknya.
Transit yang Penuh Keajaiban
Begitu mendarat di Bandara Internasional Dubai, keduanya terpukau. Bandara itu seperti istana masa depan: dinding kaca tinggi, karpet lembut, dan aroma gaharu yang menyambut hangat setiap penumpang.
Pak Arif menatap sekeliling dengan takjub. “Laila, ini luar biasa. Rasanya seperti bukan di dunia.” Bu Laila tertawa kecil, “Tapi jangan lupa, kita masih di bumi, Mas. Dan semua ini pun ciptaan Allah ?????? ??????.”
Mereka sadar, keindahan Dubai bukan sekadar kemegahan fisik, tapi juga bukti bagaimana manusia bisa memanfaatkan akal untuk kemaslahatan. Di sinilah perjalanan umroh plus dubai januari 2026 mereka dimulai — bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga spiritual.
Menyusuri Kota Emas
Hari pertama city tour, mereka mengunjungi Burj Khalifa. Saat menatap menara tertinggi di dunia itu, Bu Laila tertegun. “Mas, kalau manusia bisa membangun setinggi ini, apalagi kekuasaan Allah ?????? ??????.” Pak Arif mengangguk, matanya berbinar. “Benar, semua ini hanya sedikit dari kebesaran-Nya.”
Mereka kemudian berjalan ke Dubai Mall, melihat air mancur menari diiringi musik lembut. Lalu ke Palm Jumeirah, pulau buatan berbentuk pohon palem yang tampak mustahil diciptakan manusia.
“Subhanallah, luar biasa ya, Mas. Dulu kita cuma lihat di brosur,” ujar Bu Laila sambil merekam video pendek untuk anak-anak mereka di rumah. “Nanti kita ceritakan ke cucu, bahwa kakek-neneknya pernah ke Dubai!”
Senja di Pantai Jumeirah
Sore itu, mereka duduk di tepi pantai Jumeirah. Langit berwarna oranye keemasan, dan di kejauhan tampak Burj Al Arab berdiri megah di atas laut.
Pak Arif menatap istrinya dengan lembut. “Laila, rasanya indah sekali. Tapi tahu gak, yang paling indah itu bukan pemandangannya, tapi bisa bareng kamu di sini, beribadah bersama.” Bu Laila tersenyum, matanya basah. “Semoga nanti di Tanah Suci, kita bisa thawaf berdampingan seperti ini, ya Mas.”
Mereka terdiam, menikmati debur ombak. Di momen itu, dunia seakan berhenti berputar. Tak ada hiruk-pikuk kota, tak ada beban hidup — hanya cinta, doa, dan rasa syukur yang meluap-luap.
Safari Gurun: Antara Tawa dan Doa
Hari berikutnya, rombongan umroh plus dubai januari 2026 menuju padang pasir untuk desert safari. Mobil 4x4 melaju kencang di atas bukit pasir, membuat semua jamaah berteriak antara tegang dan gembira.
Bu Laila memegang tangan suaminya erat. “Mas, kalau ini jatuh, kita langsung sujud syukur aja ya,” candanya sambil tertawa. Pak Arif ikut tertawa, “Iya, sekalian doa biar sampai Tanah Suci dengan selamat.”
Malamnya, mereka menikmati makan malam di tengah gurun. Lampu-lampu kecil menyala, langit bertabur bintang. Suara lantunan musik Arab mengalun lembut. Di antara cahaya lentera, Pak Arif dan Bu Laila saling berpandangan — sadar bahwa perjalanan ini lebih dari sekadar liburan, ini adalah anugerah.
Sentuhan Spirit Islam di Kota Modern
Keesokan harinya, mereka mengunjungi Masjid Jumeirah, masjid termegah di Dubai. Di dalam, suasananya begitu damai. Setelah shalat, Bu Laila menunduk, meneteskan air mata. “Mas, di sini aku ngerasa kecil sekali di hadapan Allah ?????? ??????.” Pak Arif menepuk pundaknya pelan, “Aku juga, Laila. Semoga Allah menerima setiap langkah kita.”
Masjid ini menjadi titik refleksi mereka — betapa di tengah kemewahan dunia, jiwa manusia tetap haus akan kedamaian yang hanya bisa ditemukan dalam ibadah.
Dari Dubai Menuju Tanah Suci
Hari terakhir di Dubai, mereka bersiap menuju Jeddah. Saat melewati bandara megah itu, Bu Laila menggenggam tangan suaminya erat. “Mas, aku bersyukur banget kita pilih umroh plus dubai. Rasanya lengkap — dapat pengalaman dunia, tapi juga makin dekat dengan akhirat.”
Pak Arif mengangguk. “Benar, Laila. Setelah lihat keagungan Dubai, sekarang saatnya kita melihat kebesaran Allah ?????? ?????? di Tanah Haram.”
Mereka berdua naik ke pesawat dengan hati bergetar. Tak ada lagi yang lebih indah dari perjalanan yang dimulai dengan kekaguman, diisi dengan cinta, dan berakhir dengan sujud di depan Ka’bah.
Penutup: Dubai dan Doa yang Terkabul
Sesampainya di Makkah, saat berdiri di hadapan Ka’bah, Bu Laila menangis tersedu. “Mas, ternyata doa-doa kecil kita dulu dijawab dengan cara seindah ini.” Pak Arif menatapnya lembut. “Karena Allah ?????? ?????? selalu tahu waktu terbaik untuk memberi.”
Mereka sadar, umroh plus dubai januari 2026 bukan sekadar perjalanan — tapi sebuah kisah cinta, iman, dan syukur yang akan mereka kenang seumur hidup.
Dan di antara jutaan jamaah di Tanah Suci, dua hati itu kembali menyatu, kali ini bukan karena dunia, tapi karena cinta yang dibimbing oleh Allah ?????? ??????.
|